Pentingnya Belajar Mondok dari Kecil

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Rofiyatno, S.Kom – MI Ma’arif 01 Cilopadang ikut hadir dalam mencerdaskan anak bangsa.,Dalam kurikulum Pendidikan yang di jalankan sama dengan Madrasah Ibtidaiyah lainnya,namun MI Pakuaji terus mengembangkan minat siswa-siswi, baik dalam segi fisik maupun rohani.

Gerakan “Ayo Mondok” yang dipelopori oleh Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU menjadi signal bahwa lembaga pendidikan pesantren bukan lembaga alternatif. Akan tetapi, pesantren dengan segala bentuknya merupakan lembaga unggulan. Memang, jika dilihat dari redaksi bahasa, gerakan tersebut seakan-akan hanya ajakan untuk orang tua agar memondokkan anaknya di pesantren. Ajakan tersebut diperuntukkan agar orang tua tidak memondokkan anaknya di pesantren yang salah. Karena, meskipun menempuh pendidikan di pesantren bukan jaminan mereka sudah berada di tempat yang benar. Jika pesantren yang ditempati berideologi Islam garis keras, maka sejatinya mereka tidak nyantri. Akan tetapi, mereka dididik untuk menjadi para “teroris” dengan alasan “jihad”. Setelah keluar sebagai alumni mereka malah mencoreng nama Islam itu sendiri. Untuk itulah, gerakan “Ayo Mondok” menjadi sebuah kampanye penting agar orang tua tidak salah menitipkan anaknya untuk belajar di pesantren.

Banyak hal kenapa orang tua penting memondokkan anaknya di pesantren yang benar. Menurut pengalaman penulis sendiri, ada beberapa hal kenapa penting menempuh pendidikan di pesantren, tentunya pesantren yang berada di bawah asuhan kiai-kiai Nahdlatul Ulama (NU). Di antaranya pertama, pesantren NU memiliki  sanad keilmuan yang jelas. Segala yang dipelajari di pesantren NU bisa dipertanggungjawabkan. Jika kita runtut, ilmu yang dikonsumsi alurnya jelas sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya, kita tak perlu khawatir atas kebenaran ilmu yang dipelajari di pesantren NU. Karena itu sudah sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW yang besok bertanggung jawab dihadapan Allah Yang Maha Esa.

Oleh karena itu MI Pakuaji membuat program belajar MONDOK. Program tersebut di laksanakan satu bulan satu minggu sekali yang di ikuti oleh siswa – siswi kelas 5 dan 6. Anak di tuntut untuk belajar hidup mandiri yang jauh dari orang tua.Kajian yang di terapkan yaitu Takhfidzul Qu’an dan juga pemahaman ilmu alat (Nahwu dan shorof).Adapun kegiatan disiplin yang di terapkan dalam belajar mondok tersebut di antaranya sholat berjamaah,sholat tahajud dan puasa sunah senin kamis.

Pentingnya belajar mondok dari kecil

Banyak hal kenapa pentingnya memondokan anak dari kecil untuk menjaga anak dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat di lingkungan rumah,menjadikan anak belajar bertanggung jawab dan mengenalkan pentingnya Pendidikan pesantren agar terhindar dari pemahaman tentang agama yang salah,pondok pesantren  Tarbiyatul Aulad yang bekerjasama dengan MI Pakuaji jelas dengan sanad ke ilmuannya sama dengan NU.

Meraka  dikenalkan tentang konsep barokah. Dalam kehidupan pesantren, barokah menjadi hal penting yang dijadikan pegangan santri. Sering kali kita mendengar,  setinggi apapun ilmu yang didapatkan jika tidak mendapatkan barokah Kiainya, maka ilmu yang didapat akan sia-sia. Dalam pandangan pesantren tabarrukan atau biasa disebut barokah mempunyai makna penambahan kebagusan dari Allah, ziyadatul khair. Artinya, setiap waktu semakin bertambah baik. Barokah merupakan sebuah kekuatan rasa yang dimiliki oleh Kiai dan dipercaya mampu melegitimasi ilmu yang diperoleh santri, manfaat atau tidak. Barokah tidak semata-mata bisa hadir dari seorang Kiai. Artinya, untuk mendapatkan titel bahwa seorang Kiai memiliki kekuatan barokah biasanya terletak pada sejauhmana Kiai tersebut memilki karomah.

Dari pesantren kita akan diajarkan bagaimana bersosial. Tanpa disadari, dalam kehidupan santri menyimpan segudang pelajaran hidup. Hal sederhana, semisal bagaimana santri makan bersama dengan menggunakan talam. Dari situ kita bisa lihat, bahwa kebersamaan dalam pesantren itu sangat diutamakan. Tanpa melihat dari mana asalnya, miskin, kaya bahkan keturunannya. Pesantren tak pernah mengenal kasta, semua diperlakukan sama, santri.

Alhamdulillah MI Pakuaji dalam menerapkan belajar mondok sudah berjalan tiga tahun,MI Pakuaji terus mencari terobosan yang terbaik untuk anak didiknya.

mimasatu

mimasatu

Leave a Replay